BIDIKMISI MENCIPTAKAN MAHASISWA
YANG BERJIWA WIRAUSAHA
BANYUWANGI – JAWA TIMUR
Lintang Ferica Candra
*) Program Studi D3 Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Banyuwangi
Jl.
Raya Jember Km. 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui manfaat mahasiswa berjiwa wirausaha, yang secara
definisi sendiri kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu.
Kewirausahaan sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan
ekonomi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang
melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat
ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai
lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat dan bidikmisi sebagai
program beasiswa yang membantu mahasiswa yang kurang mampu di harapkan dapat
mendorong budaya berwirausaha dalam dunia lembaga perguruaan tinggi. Selain itu
antara lembaga dan penunjang beasiswa tersebut diharapkan juga mampu
menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu memberi
dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan masalah
yang muncul di dunia pendidikan yang berkaitan dengan masalah biaya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tersebut maka dapat di
analisis bahwa beasiswa bidikmisi berpengaruh besar menciptakan calon lulusan mahasiswa
yang kurang mampu yang memiliki jiwa berwirausaha juga memiliki motivasi,
berprestasi dan self efficacy terhadap keinginan berwirausaha agar nantinya
dapat mengaplikasikan ide serta keinginan yang berkaitan dengan jiwa wirausaha
di dalam maupun di luar lembaga perguruaan tinggi khusunya dunia usaha itu
sendiri.
Kata Kunci : Bidikmisi berperan aktif terhadap keinginan mahasiswa kurang mampu yang
berjiwa kewirausahaan.
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan
amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang berbuat sesuatu.
Kewirausahaan
merupakan kegiatan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan
bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan
ekonomi. Oleh karena itu, peran
mahasiswa, khususnya mahasiswa manajemen sangat besar maknanya bagi
pengembangan ekonomi nasional. Dengan
demikian seharusnya mahasiswa manajemen lebih memiliki niat untuk
menjalankan bisnis dengan
kemadirian tinggi. (Tjahjono, 2008:2)
Peran
kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda
bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang
berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam
situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang
menjadi salah satu panutan masyarakat
dapat mendorong budaya
berwirausaha. Perguruan tinggi diharapkan
juga mampu menciptakan
wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu meberi dorongan niat
masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen
masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan
kerja, dengan menumbuhkan niat
berwirausaha. (Tjahjono, 2008:2)
Mahasiswa
yang menekuni ilmu manajerial khususnya
kewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga
hal ini akan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi
negeri maupun swasta untuk mampu menyiapkan anak didiknya, khususnya
jurusan manajemen untuk menjadi wirausaha yang unggul. Mahasiswa jurusan
manajemen, supaya tidak mengantungkan kerja
di orang lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha.
(Tjahjono, 2008:2)
Kondisi
seperti dijelaskan di atas, tentu menjadikan para mahasiswa berani mengambul
keputusan untuk berwirausaha. Bagi
banyak orang, keputusan berwirausaha merupakan perilaku
dengan keterlibatan tinggi (high
involvement) karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan
faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap),
faktor eksternal seperti keluarga, teman,
tetangga dan lain sebagainya (norma subyektif). Kemudian mengukur kontrol
keperilakuan yang dirasakan (perceived control behavior) yaitu suatu kondisi
bahwa orang percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau
rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil
tindakan tersebut. (Tjahjono, 2008:2)
Di samping
itu, menurut pengamat
aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial activity) yang relatif masih
rendah. Entrepreneurial activity diterjemahkan sebagai
individu aktif dalam
memulai bisnis baru
dan dinyatakan dalam persen total
penduduk aktif bekerja. Semakin rendah indek entrepreneurial activity maka semakin rendah level entrepreneurship
suatu negara, dan dampaknya pada tingginya
pengangguran. Kondisi di atas mengisaratkan betapa masalah pengangguran menjadi
masalah yang sangat serius.
Beberapa pihak menyoal keberadaan lulusan perguruan
tinggi saat ini (Siswoyo,
2009: 114). Menurut Hendarman,
Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas
menyatakan ”data
pengangguran terdidik di
Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
rendah kemandirian
dan semangat kewirausahaannya.” Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada
pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal
ini disebabkan sistem
pembelajaran yang diterapkan
di berbagai perguruan
tinggi saat ini,
yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh
pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan
untuk menciptakan pekerjaan.
Ciputra (dalam Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009) menyatakan: ”Mahasiswa
dari berbagai disiplin ilmu jangan
hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk
bisa menjadi pemilik dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.
Pendidikan
harus dijalankan dengan
kreatif. Pendidikan kewirausahaan
harusnya membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja
ketika yang bersangkutan menyelesaikan studinya.
Hal ini menurut Sadino (2008) dalam Siswoyo (2009: 115) mengatakan sebagai dampak dari sistem pendidikan
Indonesia yang kebanyakan masih
menggunakan prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk melakukan sesuatu.
Fenomena
di atas seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana agar
dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan,
tidak lagi berpikir untuk mempersiapkan
diri menjadi calon karyawan yang mencari pekerjaan, terutama bagi individu yang terdidik, misalnya mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di
atas,maka saya mengambil inisiatif untuk mengangkat judul yang berhubungan
dengan Beasiswa Bidikmisi Menciptakan
Mahasiswa yang Berjiwa Kewirausahaan.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok
pikiran pada latar
belakang tersebut diatas,
maka penulis merumuskan
permasalahan, yaitu :
1.
Apakah
Beasiswa Bidikmisi berpengaruh mewujudkan ide mahasiswa kurang mampu
yang berjiwa wirausaha ?
2.
Apa Pengaruh Karakteristik dalam ilmu berwirausaha ?
3.
Apakah Motivasi Berprestasi
berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha
?
4.
Bagaimana sikap wirausaha yang perlu dikembangkan di dalam forum beasiswa
bidikmisi ?
5.
Apa kaitanya program presiden dengan terciptanya mahasiswa berwirausaha
?
6.
Apa Keuntungan dan Kerugian mahasiswa merjiwa wirausaha ?
I.3. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
dari penulisan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah yang telah
disusun meliputi :
1.
Untuk mengetahui peranan penting beasiswa bidikmisi dalam terwujudnya
mahasiswa yang berjiwa wirausaha.
2.
Untuk menganlisis pengaruh motivasi terhdap keinginan berwirausaha
dengan prestasi.
3.
Untuk mengetahui sikap wirausaha yang perlu dikembangkan di dalam forum
beasiswa bidikmisi.
4. Untuk
mengetahui kaitanya program presiden dengan adanya beasiswa bidikmisi yang
berpengaruh besar terhadap mahasiswa yang berjiwa wirausaha.
5. Mengetahui
keuntungan dan kerugian berwirausaha.
I.4 Manfaat Penelitian
Dalam
penulisan ini, Penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi setip pembaca
yang meliputi:
1.
Dengan adanya
penelitian ini dapat
memberikan masukan bagi perusahaan
maupun lembagaperguruan tinggi di dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi.
2.
Dengan adanya
penelitian ini dapat
memberikan kesempatan kepada
saya untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam praktek lapangan.
saya untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam praktek lapangan.
3.
Sebagai
bahan informasi bagi peneliti lain apabila akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
4.
Juga dapat memberikan kesempatan mengaplikasikan ilmu berwirausaha di
lingkungan masyarakat.
BAB II
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada mahasiswa penerima beasiswa
bidikmisi tetapi lebih banyak metode penelitian berasal dari materi yang ada di
buku referensi maupun dari website yang ada di internet yang berkaitan dengan
beasiswa sebagai sarana penunjang terwujudnya ide yang muncul dari pemikiran
mahasiswa penerima beasiswa maupun mahasiswa biasa. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa : Beasiswa Bidikmisi sangat
berpengaruh besar dengan munculnya wirausaha-wirausaha muda yang memiliki
pemikiran serta kreatif yang baru dalam dunia usaha dalam bidang masing-masing
yang mahasiswa pelajari.
BAB
III
PEMBAHASAN
II.1. Peranan Beasiswa Bidikmisi
Dalam Mewujudkan Mahasiswa Kurang Mampu Yang Berjiwa Wirausaha
Beasiswa bidikmisi dalam naungan
dikti memiliki peranan yang sangat besar di dalam terwujudnya
wirausaha-wirausahawan muda yang memiliki ide maupun kreatif baru yang di
tunjang dengan teknologi yang sangat canggih berasal dari mahasiswa kurang
mampu, hal ini bidikmisi berusaha membiayai mahasiswa tersebut dan
memfasilitasi dalam lingkungan forum bidikmisi agar nantinya mahasiswa bisa
mewujudkan ide maupun kreatif yang berkaitan dengan jiwa wirausaha.
Selain itu
mahasiswa penerima bidikmisi di haruskan mempertahankan maupun meningkatkan
prestasinya di maksudkan agar nantinya prestasi tersebut bisa menunjang
mewujudkan ide serta kreatif yang muncul
dari pemikiran mahasiswa tersebut.
Mahasiswa
penerima bidikmisi dalam lingkungan lembaga perguruan tinggi maupun forum
bidikmisi di beri arahan tentang pengertian berwirausaha agar nantinya ketika
mahasiswa lulus memiliki dasar untuk berwirausaha di lingkungan masyarakat
serta bisa mengaplikasikan ilmu berwirausaha di dunia luar lembaga perguruan
tinggi yaitu dunia masyarakat, selain itu membantu masyarakat dalam hal memberi
kesempatan lapangan pekerjaan, di maksudkan mahasiswa berwirausaha tersebut
membantu perekonomian Indonesia dalam kehidupan masyarakat yang berpendidikan
sangat minim.
II.2. Karakteristik Kewirausahaan
Wirausahawan yang unggul yang mampu
menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan
berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan proses
jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa karakteristik
yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough, 1998; Kuratko
& Hoodgets, 2007) sebagai berikut:
1.
Desire for responsibility
Wirausaha yang unggul merasa
bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih
dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan
sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam
jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.
Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan, risiko
teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.
2.
Tolerance for ambiguity
Ketika kegiatan usaha dilakukan,
mau-tidak mau harus berhubungan dengan orang lain, baik dengan karyawan,
pelanggan, pemasok bahan, pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan
legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mempertahankan hubungan baik
dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hat yang biasa.
Kemampuan untuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri khas wirausaha guna
menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.
3.
Vision
Wirausaha yang berhasil selalu
memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara
terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa perusahaan
hidup, dan wirausaha akan menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, anggaran,
dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat
orang yang berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga kecenderungan untuk gagal
sangat tinggi.
4.
Tolerance for failure
Usaha yang berhasil membutuhkan
kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa
dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami
ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut
akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.
5.
Internal locus of control
Didalam diri manusia ada kemampuan
untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha
yang unggul adalah yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam
dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan binis, perubahan yang
begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan kejiwaan balk
mental, maupun moral dalam kehidupan keseharian. Wirausaha yang mampu
mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin
komplek.
6.
Continuous Improvement
Wirausaha yang berhasil selalu
bersikap positif, mengangap pengalaman sebagai sesuatu yang berharga dan
melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu mencarihal-hal baru yang
akan memberikan manfaat balk dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif
yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.
7.
Preference for moderate risk
Dalam kehidupan berusaha, wirausaha
selalu berhadapan dengan intensitas risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi
resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk
seeking (orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk (orang yang
memiliki sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki
sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki
kemampuan untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil
keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini sejalan dengan risiko
wirausaha yang apabila mengalami kegagalan di tanggung sendiri. Wirausaha akan
melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan
perubahan lingkungan (Zimmerer, and Scarborough, 1998)
8.
Confidence in their ability to
success
Wirausaha umumnya memiliki keyakinan
yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki
kepercayaan yang tinggi untuk meiakukan banyak hal dengan baik dan sukses.
Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme,
biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan
mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan
bisnis.
9.
Desire for immediate feedback
Perkembangan yang begitu cepat dalam
kehidupan usaha menunut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang
terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki
keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan.
Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas,
cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui
sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.
10.
High energy level
Wirausaha pada umumnya memiliki
energi yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko
yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi
dibanding kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong
wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bergairah
dan mampu menggunakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.
11.
Future orientation
Keuntungan usaha yang tidak pasti
mendorong wirausaha selalu
melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkatkan kinerja usaha.
melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkatkan kinerja usaha.
12.
Skill at organizing
Membangun usaha dari awal memerlukan
kemampuan mengorganisasi sumberdaya yang dimiliki berupa sumber-sumber ekonomi
berujud maupun sumber ekonomi tak berujud untuk mendapat manfaat maksimal.
Wirausaha memiliki keahlian dalam melakukan organisasi balk orang maupun
barang. Wirausaha yang unggul ketika memiliki kemampuan portofolio sumberdaya
yang cukup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.
13.
High Commitment
Memunculkan usaha baru membutuhkan
komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada
umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna keberhasilan
cita-citanya. Scarborough, et.all (2006) mengungkapkan step, langkah terakhir
seorang wirausaha untuk meningkatkan kreativitas pendorong kewirausahaan
adalah “work, work, work,….”
14.
Flexibility
Perubahan yang begitu cepat dalam
dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, bertumbuh dan sukses.
Fleksibilitas berhubungan dengan kolega seperti; kemampuan menyesuaikan diri
dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega
mencerminkan kompentensi wirausaha yang unggul.
II.3. Motivasi Berpretasi
Motivasi berpretasi tercermin dari
setiap apa yang dihasilkan oleh mahasiswa dalam hal pnegembangan diri dan mampu
bersosialisasi dengan orang banyak. Sifat dari mahasiswa juga merupakan factor
terpenting dalam pengembangan jiwa wirausaha setiap individu mahasiswa itu
sendiri. Adapun tolok ukur dalam kewirausahaan didasari oleh cirri dan sifat
kewirausahaan.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki
sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
·
Percaya diri
·
Berorientasikan tugas dan hasil
·
Pengambil risiko
·
Kepemimpinan
·
Keorisinilan
·
Berorientasi ke masa depan
·
Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
·
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas,
optimisme.
·
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba,
memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik ddan memiliki inisiatif.
·
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang
lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba
bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada
masa depan.
·
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
II.4. Sikap Wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak
seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari baik
mahasiswa maupun masyarakat berwirausaha,
sebagai berikut:
1.
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas
pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.
Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh
dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai
sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada
kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi
cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas
produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi
masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga
komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang
akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen,
dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral
yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam
berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang
dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala
kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka
seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri”
apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya
ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri
dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila
orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
II.5. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Tiap orang tertarik untuk
berwirausaha dikerenakan berbagai keuntungan, banyak sekali keuntungan yang
akan didapat jika seseorang berani untuk berwirausaha yang paling terlihat
keuntungannya dalam berwirausaha dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar
:
1. Keuntungan Berupa Laba
2. Keuntungan Berupa Kebebasan
3. Kepuasan dalam menjalani hidup
1.
Keuntungan Berupa Laba
Wirausaha mengharapkan hasil yang
tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan
keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam
mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian keuntungan berupa laba
merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara
dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil
laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan
wirausaha puas dengan laba yang pantas.
2.
Keuntungan Berupa Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan
perusahaannya merupakan keuntungan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey
dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang
yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi
bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk
menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya
banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi
wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan
urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal
sendiri.
3.
Keuntungan Berupa Kepuasan Dalam
Menjalani Hidup
Wirausaha sering menyatakan kepuasan
yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka
lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini
merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan.
Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi
ada juga yang relative tetap berskala kecil.
Kerugian seorang wirausahawan adalah
:
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam
kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan
keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan
menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar
beroperasi karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan
dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan
usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidak mampuan dalam melakukan
peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi
dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Peggy Lambing dan
Charles L Khuel (2000:19-20)
mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut:
A.
Keuntungan berwirausaha :
1. Otonomi. Pemgelolaan yang bebas
dan tidak terikat membuat wirausah menjadi seorang “bos” yang penuh
kepuasan.
2. Tantangan awal dan perasaan motif
berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal
yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat
menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3. Control financial. Wirausaha
memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekeyaan milik sendiri.
B.
Kerugiaan berwirausaha :
1. Pengorbanan personal. Pada
awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit
sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.
2. Beban tanggung jawab. Wirausaha
harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun
pengadaan dan pelatihan.
3. Kecilnya keuntungan dan besarnya
kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri,
maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Keinginan berwirausaha memang sangat sulit untuk dijalankan
oleh kebanyakan orang, khususnya para mahasiswa. Lebih dikhususkan untuk
mahasiswa yang kurang mampu, dalam hal ini lembaga perguruan tinggi ataupun
beasiswa bidikmisi dalam naungan dikti berpengaruh besar terwujudnya keinginan
mahasiswa tersebut dengan munculnya ide serta kreatif baru yang di dalamnya
terdapat inovatif-inovatif baru yang di dukung pula dengan kecanggihan
teknologi yang sangat tinggi, dengan membiayai mahasiswa tersebut agar memberi
ide kreatif terbaru yang belum ada di dunia wirausaha serta bisa mengcover
ulang ide yang ada dengan pemikiran menakjubkan yang baru, akan tetapi
memberikan ilmu pengetahuan mengenai wirausaha sangatlah penting untuk
diajarkan oleh para pendidik khususnya para dosen pengajar mata kuliah
tersebut.
Disatu pihak ini menjadi sebuah
tantangan bagaimana caranya untuk menumbuhkan jiwa usaha terhadap orang banyak,
namun dilain pihak ini menjadi sebuah keharusan bagi para pendidik untuk
memperkenalkan, mengajarkan, dan memberikan ilmu pengetahuan mengenai wirausaha
dan bagaimana kita bisa terjun ke dunia tersebut dalam hal ini dunia usaha itu
sendiri, hal ini dimaksudkan bahwa nantinya jika mahasiswa itu lulus memiliki
besar serta ilmu pengetahuan dasar berwirausaha bisa di aplikasikan di
lingkungan masyarakat awam agar membantu perekonomian masyarakat Indonesia
dengan membuka lapangan kerja baru dengan inovatif yang muncul dari mahasiswa
penerima bidikmisi.
Saran
Sebagai mahasiswa, pengetahuan
tentang kewirausahaan memang harus dimiliki, karena memang setiap mahasiswa
memperoleh mata kuliah tentang kewirausahaan. Namun untuk menumbuhkan jiwa
wirausahawan terhadap setiap orang khususnya para mahasiswa memang sangat
sulit, apa lagi bisa sampai terjun ke dunia tersebut yaitu dunia usaha. Dalam
hal ini peran pendidik sangatlah penting untuk memperkenalkan bagaimana
sebenarnya dunia usaha tersebut. Untuk itu, mengajarkan ilmu pengetahuan
tentang wirausaha tidak hanya berdasarkan teori, akan tetapi harusnya lebih
pada pengimplementasiannya. Karena setiap orang khususnya para mahasiswa
memiliki cara pandang tersendiri mengenai hal bagaimana ia bisa terjun dan
memerankan peran sebagai wirausahawan. Selain itu untuk mahasiswa penerima
bidikmisi harus mempertahankan prestasi yang sudah ada bahkan bisa meningkatkan
prestasi tersebut baik itu prestasi akademik maupun non akademik agar nantinya
dengan pengalaman tersebut mahasiswa bisa memunculkan inisiatif baru dan dapat
mengaplikasikan ide tersebut di dalam dunia usaha ataupun di bidang usaha
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Kewirausahaan untuk SMK dan
MAK Kelas X, Hendro, Penerbit Erlangga.
Ade. Hakikatdan Konsep Kewirausahaan
http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar-kewirausahaan.html
Regen Of Raubraut. Keuntungan
dan Kerugian Berwirausaha. http://dothack17.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html