Rabu, 16 Maret 2016

Jurnal Bidikmisi



BIDIKMISI MENCIPTAKAN MAHASISWA YANG BERJIWA WIRAUSAHA
BANYUWANGI – JAWA TIMUR

Lintang Ferica Candra
*) Program Studi D3 Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banyuwangi
Jl. Raya Jember Km. 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat mahasiswa berjiwa wirausaha, yang secara definisi sendiri kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat dan bidikmisi sebagai program beasiswa yang membantu mahasiswa yang kurang mampu di harapkan dapat mendorong budaya berwirausaha dalam dunia lembaga perguruaan tinggi. Selain itu antara lembaga dan penunjang beasiswa tersebut diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu memberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan masalah yang muncul di dunia pendidikan yang berkaitan dengan masalah biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tersebut maka dapat di analisis bahwa beasiswa bidikmisi berpengaruh besar menciptakan calon lulusan mahasiswa yang kurang mampu yang memiliki jiwa berwirausaha juga memiliki motivasi, berprestasi dan self efficacy terhadap keinginan berwirausaha agar nantinya dapat mengaplikasikan ide serta keinginan yang berkaitan dengan jiwa wirausaha di dalam maupun di luar lembaga perguruaan tinggi khusunya dunia usaha itu sendiri.
Kata Kunci : Bidikmisi berperan aktif terhadap keinginan mahasiswa kurang mampu yang berjiwa kewirausahaan.



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan  kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar   peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan  ekonomi. Oleh  karena  itu, peran  mahasiswa,  khususnya mahasiswa manajemen sangat besar maknanya bagi pengembangan ekonomi nasional. Dengan demikian seharusnya mahasiswa manajemen lebih memiliki  niat  untuk  menjalankan bisnis  dengan kemadirian  tinggi. (Tjahjono, 2008:2)
Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang  melanda  bangsa  Indonesia. Kewirausahaan  yang  berbasis  pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi  salah satu panutan masyarakat dapat  mendorong  budaya  berwirausaha. Perguruan  tinggi diharapkan  juga  mampu  menciptakan  wirausahawan-wirausahawan  yang handal,  sehingga mampu meberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha.  (Tjahjono, 2008:2)
Mahasiswa yang menekuni ilmu manajerial khususnya kewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk mampu menyiapkan anak didiknya, khususnya jurusan manajemen untuk menjadi wirausaha yang unggul. Mahasiswa jurusan manajemen, supaya tidak mengantungkan kerja di orang lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. (Tjahjono, 2008:2)
Kondisi seperti dijelaskan di atas, tentu menjadikan para mahasiswa berani  mengambul  keputusan  untuk berwirausaha.  Bagi  banyak  orang,  keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi (high  involvement)  karena  dalam mengambil keputusan akan melibatkan faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap), faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya (norma subyektif). Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived control behavior) yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil tindakan tersebut. (Tjahjono, 2008:2)
Di  samping  itu,  menurut  pengamat  aktivitas  kewirausahaan (Entrepreneurial activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity diterjemahkan  sebagai  individu  aktif  dalam  memulai  bisnis  baru  dan dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja. Semakin rendah indek entrepreneurial activity maka semakin rendah level entrepreneurship suatu negara, dan dampaknya pada tingginya  pengangguran. Kondisi di  atas mengisaratkan betapa masalah pengangguran menjadi masalah yang sangat serius.
Beberapa pihak menyoal keberadaan lulusan perguruan tinggi saat ini (Siswoyo,  2009:  114). Menurut Hendarman, Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas   menyatakan ”data  pengangguran   terdidik   di   Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.” Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator).  Hal  ini  disebabkan  sistem  pembelajaran  yang  diterapkan  di berbagai  perguruan  tinggi  saat  ini,  yang  umumnya  lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan   untuk   menciptakan   pekerjaan.   Ciputra (dalam   Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009) menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.
Pendidikan  harus  dijalankan  dengan  kreatif.  Pendidikan kewirausahaan harusnya membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang bersangkutan menyelesaikan studinya. Hal ini menurut  Sadino (2008) dalam  Siswoyo (2009: 115) mengatakan  sebagai dampak dari sistem pendidikan Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk melakukan sesuatu.
Fenomena di atas seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana  agar  dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan, tidak  lagi berpikir untuk mempersiapkan diri menjadi calon karyawan yang mencari pekerjaan, terutama bagi individu yang terdidik, misalnya mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka saya mengambil inisiatif untuk mengangkat judul yang berhubungan dengan Beasiswa Bidikmisi Menciptakan Mahasiswa yang Berjiwa Kewirausahaan.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan  pokok  pikiran  pada  latar  belakang  tersebut  diatas,  maka penulis merumuskan permasalahan, yaitu :
1.      Apakah  Beasiswa Bidikmisi berpengaruh mewujudkan ide mahasiswa kurang mampu yang berjiwa wirausaha ?
2.    Apa Pengaruh Karakteristik dalam ilmu berwirausaha ?
3.      Apakah Motivasi Berprestasi berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha ?
4.      Bagaimana sikap wirausaha yang perlu dikembangkan di dalam forum beasiswa
       bidikmisi ?
5.    Apa kaitanya program presiden dengan terciptanya mahasiswa berwirausaha ?
6.    Apa Keuntungan dan Kerugian mahasiswa merjiwa wirausaha ?

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun meliputi :
1.      Untuk mengetahui peranan penting beasiswa bidikmisi dalam terwujudnya mahasiswa yang berjiwa wirausaha.
2.      Untuk menganlisis pengaruh motivasi terhdap keinginan berwirausaha dengan prestasi.
3.      Untuk mengetahui sikap wirausaha yang perlu dikembangkan di dalam forum beasiswa bidikmisi.
4.    Untuk mengetahui kaitanya program presiden dengan adanya beasiswa bidikmisi yang berpengaruh besar terhadap mahasiswa yang berjiwa wirausaha.
5.     Mengetahui keuntungan dan kerugian berwirausaha.

I.4 Manfaat Penelitian
Dalam penulisan ini, Penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi setip pembaca yang meliputi:
1.      Dengan  adanya  penelitian  ini  dapat  memberikan  masukan  bagi perusahaan maupun lembagaperguruan tinggi di dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
2.      Dengan  adanya  penelitian  ini  dapat  memberikan  kesempatan  kepada
saya  untuk  membahas  mengenai  ilmu-ilmu  yang  diterima  selama masa perkuliahan ke dalam praktek lapangan.
3.      Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain apabila akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
4.   Juga dapat memberikan kesempatan mengaplikasikan ilmu berwirausaha di lingkungan masyarakat.

BAB II
METODE PENELITIAN

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi tetapi lebih banyak metode penelitian berasal dari materi yang ada di buku referensi maupun dari website yang ada di internet yang berkaitan dengan beasiswa sebagai sarana penunjang terwujudnya ide yang muncul dari pemikiran mahasiswa penerima beasiswa maupun mahasiswa biasa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa : Beasiswa Bidikmisi sangat berpengaruh besar dengan munculnya wirausaha-wirausaha muda yang memiliki pemikiran serta kreatif yang baru dalam dunia usaha dalam bidang masing-masing yang mahasiswa pelajari.

BAB III
PEMBAHASAN

II.1. Peranan Beasiswa Bidikmisi Dalam Mewujudkan Mahasiswa Kurang Mampu Yang Berjiwa Wirausaha
           
Beasiswa bidikmisi dalam naungan dikti memiliki peranan yang sangat besar di dalam terwujudnya wirausaha-wirausahawan muda yang memiliki ide maupun kreatif baru yang di tunjang dengan teknologi yang sangat canggih berasal dari mahasiswa kurang mampu, hal ini bidikmisi berusaha membiayai mahasiswa tersebut dan memfasilitasi dalam lingkungan forum bidikmisi agar nantinya mahasiswa bisa mewujudkan ide maupun kreatif yang berkaitan dengan jiwa wirausaha.
            Selain itu mahasiswa penerima bidikmisi di haruskan mempertahankan maupun meningkatkan prestasinya di maksudkan agar nantinya prestasi tersebut bisa menunjang mewujudkan ide serta kreatif yang  muncul dari pemikiran mahasiswa tersebut.
            Mahasiswa penerima bidikmisi dalam lingkungan lembaga perguruan tinggi maupun forum bidikmisi di beri arahan tentang pengertian berwirausaha agar nantinya ketika mahasiswa lulus memiliki dasar untuk berwirausaha di lingkungan masyarakat serta bisa mengaplikasikan ilmu berwirausaha di dunia luar lembaga perguruan tinggi yaitu dunia masyarakat, selain itu membantu masyarakat dalam hal memberi kesempatan lapangan pekerjaan, di maksudkan mahasiswa berwirausaha tersebut membantu perekonomian Indonesia dalam kehidupan masyarakat yang berpendidikan sangat minim.

II.2. Karakteristik Kewirausahaan

Wirausahawan yang unggul yang mampu menciptakan kreativi­tas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough, 1998; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:




1.      Desire for responsibility

Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha se­perti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.

2.      Tolerance for ambiguity

Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau-tidak mau harus berhubung­an dengan orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pe­masok bahan, pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mem­pertahankan hubungan baik dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hat yang biasa. Kemampuan un­tuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri khas wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.


3.      Vision

Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wi­rausaha akan menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, ang­garan, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang berjalan tanpa arah yang jelas, se­hingga kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.

4.      Tolerance for failure

Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.



5.      Internal locus of control

Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang ung­gul adalah yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan binis, perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan ke­jiwaan balk mental, maupun moral dalam kehidupan kesehari­an. Wirausaha yang mampu mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin komplek.

6.      Continuous Improvement

Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, mengangap peng­alaman sebagai sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu mencarihal-hal baru yang akan memberikan manfaat balk dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.


7.      Preference for moderate risk

Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk seeking (orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk (orang yang memiliki sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini seja­lan dengan risiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan di tanggung sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan (Zimmerer, and Scarborough, 1998)

8.      Confidence in their ability to success

Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk meiakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakin­an kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis.

9.      Desire for immediate feedback

Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menunut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.

10.  High energy level

Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi dibanding kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bergairah dan mampu menggu­nakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.

11.  Future orientation

Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu
melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkat­kan kinerja usaha.

12.  Skill at organizing

Membangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengor­ganisasi sumberdaya yang dimiliki berupa sumber-sumber ekono­mi berujud maupun sumber ekonomi tak berujud untuk mendapat manfaat maksimal. Wirausaha memiliki keahlian dalam melaku­kan organisasi balk orang maupun barang. Wirausaha yang ung­gul ketika memiliki kemampuan portofolio sumberdaya yang cu­kup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.

13.  High Commitment

Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna ke­berhasilan cita-citanya. Scarborough, et.all (2006) mengungkap­kan step, langkah terakhir seorang wirausaha untuk meningkat­kan kreativitas pendorong kewirausahaan adalah “work, work, work,….”

14.  Flexibility

Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan per­ubahan lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, ber­tumbuh dan sukses. Fleksibilitas berhubungan dengan kolega se­perti; kemampuan menyesuaikan diri dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega mencerminkan kompentensi wirausaha yang unggul.


II.3.  Motivasi Berpretasi

Motivasi berpretasi tercermin dari setiap apa yang dihasilkan oleh mahasiswa dalam hal pnegembangan diri dan mampu bersosialisasi dengan orang banyak. Sifat dari mahasiswa juga merupakan factor terpenting dalam pengembangan jiwa wirausaha setiap individu mahasiswa itu sendiri. Adapun tolok ukur dalam kewirausahaan didasari oleh cirri dan sifat kewirausahaan.

Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
·         Percaya diri
·         Berorientasikan tugas dan hasil
·         Pengambil risiko
·         Kepemimpinan
·         Keorisinilan
·         Berorientasi ke masa depan
·         Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
·         Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
·         Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
·         Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·         Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·         Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·         Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
·         Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

II.4. Sikap Wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari baik mahasiswa  maupun masyarakat berwirausaha, sebagai berikut:

1.      Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

2.       Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

3.      Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

4.      Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

5.      Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

6.      Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

II.5. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
           
Tiap orang tertarik untuk berwirausaha dikerenakan berbagai keuntungan, banyak sekali keuntungan yang akan didapat jika seseorang berani untuk berwirausaha yang paling terlihat keuntungannya dalam berwirausaha dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar :
1. Keuntungan Berupa Laba
2. Keuntungan Berupa Kebebasan
3. Kepuasan dalam menjalani hidup

1.      Keuntungan Berupa Laba

Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian keuntungan berupa laba merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.


2.      Keuntungan Berupa Kebebasan

Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan keuntungan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

3.      Keuntungan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup

Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.

Kerugian seorang wirausahawan adalah :

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
        Peggy Lambing dan Charles L Khuel (2000:19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut:

A.    Keuntungan berwirausaha :

1. Otonomi. Pemgelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausah menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. 
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3. Control financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekeyaan milik sendiri.

B.     Kerugiaan berwirausaha :

1. Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.
2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Kecilnya keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil

BAB IV
PENUTUP

Simpulan

Keinginan berwirausaha memang sangat sulit untuk dijalankan oleh kebanyakan orang, khususnya para mahasiswa. Lebih dikhususkan untuk mahasiswa yang kurang mampu, dalam hal ini lembaga perguruan tinggi ataupun beasiswa bidikmisi dalam naungan dikti berpengaruh besar terwujudnya keinginan mahasiswa tersebut dengan munculnya ide serta kreatif baru yang di dalamnya terdapat inovatif-inovatif baru yang di dukung pula dengan kecanggihan teknologi yang sangat tinggi, dengan membiayai mahasiswa tersebut agar memberi ide kreatif terbaru yang belum ada di dunia wirausaha serta bisa mengcover ulang ide yang ada dengan pemikiran menakjubkan yang baru, akan tetapi memberikan ilmu pengetahuan mengenai wirausaha sangatlah penting untuk diajarkan oleh para pendidik khususnya para dosen pengajar mata kuliah tersebut.
Disatu pihak ini menjadi sebuah tantangan bagaimana caranya untuk menumbuhkan jiwa usaha terhadap orang banyak, namun dilain pihak ini menjadi sebuah keharusan bagi para pendidik untuk memperkenalkan, mengajarkan, dan memberikan ilmu pengetahuan mengenai wirausaha dan bagaimana kita bisa terjun ke dunia tersebut dalam hal ini dunia usaha itu sendiri, hal ini dimaksudkan bahwa nantinya jika mahasiswa itu lulus memiliki besar serta ilmu pengetahuan dasar berwirausaha bisa di aplikasikan di lingkungan masyarakat awam agar membantu perekonomian masyarakat Indonesia dengan membuka lapangan kerja baru dengan inovatif yang muncul dari mahasiswa penerima bidikmisi.

Saran

Sebagai mahasiswa, pengetahuan tentang kewirausahaan memang harus dimiliki, karena memang setiap mahasiswa memperoleh mata kuliah tentang kewirausahaan. Namun untuk menumbuhkan jiwa wirausahawan terhadap setiap orang khususnya para mahasiswa memang sangat sulit, apa lagi bisa sampai terjun ke dunia tersebut yaitu dunia usaha. Dalam hal ini peran pendidik sangatlah penting untuk memperkenalkan bagaimana sebenarnya dunia usaha tersebut. Untuk itu, mengajarkan ilmu pengetahuan tentang wirausaha tidak hanya berdasarkan teori, akan tetapi harusnya lebih pada pengimplementasiannya. Karena setiap orang khususnya para mahasiswa memiliki cara pandang tersendiri mengenai hal bagaimana ia bisa terjun dan memerankan peran sebagai wirausahawan. Selain itu untuk mahasiswa penerima bidikmisi harus mempertahankan prestasi yang sudah ada bahkan bisa meningkatkan prestasi tersebut baik itu prestasi akademik maupun non akademik agar nantinya dengan pengalaman tersebut mahasiswa bisa memunculkan inisiatif baru dan dapat mengaplikasikan ide tersebut di dalam dunia usaha ataupun di bidang usaha masing-masing.



DAFTAR PUSTAKA


Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X, Hendro, Penerbit Erlangga.


Regen Of Raubraut. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha. http://dothack17.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar